Rabu, 23 Desember 2009

SESIAHAN (sebuah budaya yang tergilas teknologi)














SESIAHAN adalah sebuah budaya di daerah Ranau, yang dilakukan oleh pemuda untuk melakukan pendekatan (pedekate) ke pemudi. Caranya adalah dengan mendatangi rumah si gadis melalui bawah rumah (karena rumahnya panggung) dan melakukan komunikasi yang terhalang oleh dinding kamar si gadis. Jadi si gadis di dalam kamar sedangkan si pemuda berada di luar kamar. Tentu saja dilakukan pada malam hari. Agar tidak ketahuan oleh ayah si gadis bahwa ada pemuda yang sedang melakukan pendekatan.

Kata SESIAHAN sendiri berarti BISIK-BISIK. Karena pemuda yang melakukan pendekatan dengan si gadis pada malam hari tidak boleh berbicara keras-keras, karena nanti dikira ada maling.

Budaya tersebut memang cukup unik. Hal ini ditimbulkan oleh karena saat zaman dulu pemuda dengan pemudi dilarang bertemu dan berpacaran layaknya anak muda zaman sekarang. Jadi bisa dibilang mereka dahulu hanya bisa berkomunikasi melalui dinding rumah si gadis, itu juga hanya di malam hari. Nah, itulah arti dan fungsi SESIAHAN.

Mungkin kalau Anda bukan asli Ranau, Sumsel, Anda akan bingung dengan penjelasan saya. Hanya saja begini. Coba Anda bayangkan Anda adalah seorang pemuda yang menyukai seorang gadis, namun budaya disana melarang Anda ketemu dengan si Gadis.

Tentu saja solusinya adalah BACK STREET. Namun Back Street disini tidak seperti halnya apa yang dilakukan oleh pemuda-pemudi kota yang sudah mengikuti kebebasan gaya barat.

Dalam artian SESIAHAN adalah suatu cara untuk si pemuda agar dapat berkenalan dan melakukan pendekatan dengan si gadis. Dilakukan di malam hari. Lokasinya di balik dinding luar kamar si gadis, dan harus bisik-bisik pula. Unik bukan?

Namun seiring perkembangan zaman budaya SESIAHAN sudah tidak ada lagi di Ranau.
Saya pribadi masih mengalami budaya SESIAHAAN sekitar tahun 90-an. Itu juga karena listrik belum masuk di Ranau. Hehehe

Setelah listrik masuk di tahun 2000-an maka budaya SESIAHAAN sudah ditinggalkan oleh pemuda pemudi Ranau. Dan tentu saja saat ini dengan era Handphone sudah ada sinyal di Ranau serta internetan (fesbukan) sudah menggantikan budaya SESIAHAN.

Saya cukup beruntung karena saat remaja (tahun 1990 - 2000) adalah saat transisi dimana Ranau dari daerah terbelakang berubah menjadi daerah yang lebih maju (dalam hal ini infrastruktur: listrik, jalan dan air) baru dibangun. Lalu dibangunlah tower Telkomsel sehingga hape ada sinyal disana, lalu operator lain pun seperti Indosat membangun tower juga disana.

Di penghujung tahun 2006 Ranau sudah berubah menjadi layaknya daerah-daerah di Jawa. Budaya bertani dan gotong royong, berubah menjadi daerah perdagangan yang kental dengan hukum ekonomi (demand and supply)

Yah....penulis hanya sedikit mengenang betapa orisinalnya Ranau disaat itu. Tapi yang jelas perubahan tidak akan pernah dibendung.

kembali ke Artikel lainnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar